Tari Apsara: Jejak Eksotis dari Tanah Khmer hingga Tanah Air

Posted on

Pulau Dewata, Bali – Di tengah gemerlapnya kebudayaan Indonesia dengan keragaman tarian tradisionalnya, terdapat satu tarian yang mampu memukau dan menjelma menjadi simbol keanggunan. Tari Apsara, tarian eksotik yang berasal dari Tanah Khmer, hadir dengan pesonanya yang memikat para penari serta penonton di seluruh dunia.

Sejarah panjang dan mistis Tari Apsara membawanya menuju pengakuan global yang semakin berkembang. Tarian ini terinspirasi dari mitologi Hindu-Buddha serta cerita Ramayana dan Mahabharata, menyemarakkan kisah-kisah epik yang tak terlupakan. Namun, begitu kesatuan itu tercipta, tari ini menjadikan dirinya bukan hanya warisan budaya suatu bangsa, namun juga persembahan untuk seluruh dunia yang ingin menikmati keindahan dan pesona perpaduan seni yang tak tertandingi.

Dalam bahasa Sanskerta, “Apsara” berarti “makhluk surgawi”. Tercipta di Kerajaan Angkor pada abad ke-7 hingga ke-12, tarian eksotis ini awalnya hanya dipentaskan di kuil-kuil Hindu di Tanah Khmer. Dalam setiap gerak melayang tari Apsara, terdapat kelembutan dan kelincahan seorang peri yang tiada tara. Keanggunan gerakannya seperti dedaunan yang tertiup angin, memikat dan menjadikannya sebagai tarian yang tak lekang oleh waktu.

Melalui perjalanan panjangnya, Tari Apsara pun menemukan jalannya menuju Nusantara, lebih tepatnya di Pulau Dewata, Bali. Dalam upaya mempertahankan dan menghargai kesenian budaya, Bali menyambut tarian ini dengan tangan terbuka. Bukan hanya sebagai hiburan semata, tetapi Tari Apsara menjadi simbol perpaduan antara ketegangan dan kelembutan dalam kehidupan sehari-hari.

Tidak jauh dari kepulauan, tepatnya di Jawa Tengah, Tari Apsara juga menemukan tempatnya di hati masyarakat. Keberadaan tarian ini semakin menguatkan hubungan budaya antara Indonesia dengan Tanah Khmer. Dengan begitu, Tari Apsara semakin memperkuat esensi tiap gerakannya, memberikan sentuhan magis yang memikat seiring dengan berjalannya waktu.

Sebagai tarian yang terus berkembang, Tari Apsara kini tidak hanya menjadi bagian dari upacara keagamaan, tetapi juga dipentaskan dalam berbagai festival seni dan acara budaya. Dari panggung-panggung kecil hingga panggung besar di berbagai kota, pesonanya berhasil mempesona ribuan penonton dari berbagai latar belakang budaya.

Tari Apsara, dengan kelembutannya yang memesona, telah menjadi warisan abadi yang terus disemarakkan oleh generasi muda Indonesia. Dalam gesekan harmonis gerakan dan keindahan kostumnya, Tari Apsara bertahan sebagai tarian yang tak ternilai, mengingatkan kita akan kekayaan budaya dan pesona tak terbatas yang dimiliki Indonesia.

Dalam perjalanannya yang menakjubkan, Tari Apsara telah melewati zaman dan perbatasan, menghubungkan dunia Timur dan Barat dalam satu simfoni indah. Dengan begitu, marilah kita terus memelihara dan menghargai keberadaan Tari Apsara sebagai salah satu permata tersembunyi kebudayaan Indonesia yang harus kita lestarikan dan sampaikan kepada generasi masa depan.

Apa itu Tari Apsara?

Tari Apsara adalah salah satu tarian tradisional yang berasal dari Kamboja. Tarian ini dipengaruhi oleh seni tradisional Hindu dan Buddha, dan biasanya dipentaskan oleh penari wanita yang elegan dan anggun.

Secara harfiah, kata “apsara” dalam bahasa Sanskerta berarti “gadis surgawi”. Tarian ini menggambarkan keindahan dan kecantikan para apsara, yaitu makhluk surgawi dalam mitologi Hindu dan Buddha yang seringkali digambarkan sebagai penari istana para dewa.

Di Kamboja, Tari Apsara merupakan bagian penting dari budaya dan tradisi masyarakat. Tarian ini sering ditampilkan dalam upacara keagamaan, perayaan, dan pertunjukan seni, baik di dalam maupun di luar negeri. Tari Apsara telah menjadi simbol budaya Kamboja dan menjadi daya tarik wisata yang populer bagi pengunjung.

Cara Tari Apsara Berasal dari

Tari Apsara memiliki akar sejarah yang sangat kaya. Tarian ini berasal dari abad ke-7 Masehi, pada masa pemerintahan Raja Jayavarman I di Kerajaan Chenla. Pada saat itu, tarian ini dianggap sebagai hiburan istana dan tarian pemujaan untuk dewa-dewa Hindu.

Pada abad ke-9 Masehi, saat Kerajaan Angkor berperan penting dalam sejarah Kamboja, Tari Apsara semakin berkembang dan menjadi ciri khas budaya kerajaan. Tarian ini mulai dipentaskan di kuil-kuil Hindu dan menjadi bagian dari ritual keagamaan serta hiburan kerajaan.

Selama era Kerajaan Angkor, Tari Apsara menjadi semakin terkenal di masyarakat. Penari Apsara terampil dilatih di dalam kuil-kuil dan memainkan peran penting dalam upacara keagamaan serta pertunjukan kerajaan. Mereka tidak hanya sebagai penari, tetapi juga menjadi penyimpan dan penerus tradisi tarian ini.

Pada abad ke-19 Masehi, Tari Apsara hampir menghilang karena runtuhnya Kerajaan Angkor dan situasi politik yang tidak stabil. Namun, pada tahun 1890-an, seorang seniman Kamboja bernama Princet Thong diundang ke Prancis untuk mempelajari seni tari. Ia kemudian kembali ke Kamboja dan berusaha menghidupkan kembali kebudayaan dan seni Tari Apsara.

Pada tahun 1960-an, Ratu Sisowath Kossamak, ibunda Raja Norodom Sihanouk, meluncurkan program untuk mengembalikan Tari Apsara ke kehidupan. Sejak itu, tarian ini terus berkembang dan menjadi bagian penting dari budaya Kamboja yang dihargai di seluruh dunia.

FAQs tentang Tari Apsara:

1. Bagaimana gaya penariannya?

Penari Apsara menggunakan gerakan yang lambat, anggun, dan penuh ekspresi. Mereka menggabungkan gerakan tangan yang kompleks dengan gerakan tubuh yang mengikuti ritme musik tradisional.

2. Apakah ada pakaian khusus untuk tarian ini?

Ya, penari Apsara mengenakan pakaian tradisional yang disebut “sampot”. Sampot adalah sejenis kain panjang yang diikat di pinggang dan digunakan untuk membungkus tubuh penari secara elegan.

3. Apakah Tari Apsara hanya ditampilkan oleh wanita?

Pada awalnya, Tari Apsara hanya ditampilkan oleh wanita. Namun, saat ini juga ada penari pria yang menampilkan tarian ini. Namun, wanita tetap menjadi penari Apsara yang paling terkenal dan dihormati di Kamboja.

Secara keseluruhan, Tari Apsara merupakan warisan budaya yang penting bagi masyarakat Kamboja dan memiliki nilai seni yang tinggi. Melalui gerakan dan ekspresinya yang anggun, tarian ini mampu menghanyutkan penonton ke dalam dunia mistis dan keindahan budaya Kamboja.

Jika Anda memiliki kesempatan, sangat disarankan untuk menyaksikan pertunjukan Tari Apsara secara langsung ketika mengunjungi Kamboja. Pertunjukan ini tidak hanya akan memberikan hiburan yang menakjubkan, tetapi juga memberikan wawasan yang mendalam tentang kebudayaan yang kaya dan sejarah yang membanggakan.

Jangan lewatkan kesempatan untuk merasakan keindahan dan misteri Tari Apsara yang terkenal ini!

Eti Rahmawati S.Pd
Selamat datang di dunia pengetahuan dan literasi! Saya adalah guru yang senang meneliti dan menulis. Bersama, kita akan menjelajahi ilmu dan membagikan ide-ide inspiratif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *