ibid op cit

Posted on

Dalam dunia akademik dan penulisan ilmiah, ada dua kata yang seringkali membuat kita sedikit terombang-ambing di antara kumpulan referensi dan catatan akhir yang menjanggal: “ibid” dan “op cit”. Terdengar asing dan misterius, tapi jangan khawatir! Artikel ini akan membantu menjelaskan dan mengurai kedua kata tersebut dengan bahasa yang santai dan mudah dipahami. Yuk, bergabung dalam petualangan kita ini!

Pertama-tama, apa sih sebenarnya “ibid” itu? Singkatnya, “ibid” merupakan singkatan dari kata Latin “ibidem” yang berarti “di tempat yang sama”. Penggunaan kata ini di jurnal adalah untuk merujuk pada sumber yang sama dengan rujukan sebelumnya. Jadi, jika Anda menemukan kata “ibid” dalam catatan kaki atau daftar pustaka, itu berarti penulis ingin mengatakan bahwa referensi tersebut berasal dari sumber yang sama dengan referensi sebelumnya yang disebutkan.

Sekarang, kita beralih ke “op cit”. Kata ini adalah singkatan dari “opere citato” yang berarti “dalam karya yang telah disebutkan”. Jadi, jika Anda menemui istilah ini, itu artinya penulis ingin menunjukkan bahwa referensi tersebut berasal dari karya yang telah disebutkan sebelumnya dalam teks atau kutipan yang sama. Singkatnya, “op cit” digunakan ketika kita ingin merujuk pada sumber yang telah disebutkan sebelumnya tanpa harus mengulang seluruh informasi mengenai sumber tersebut.

Nah, sekarang Anda sudah mengenal “ibid” dan “op cit” dengan lebih baik, tapi mengapa harus repot-repot menggunakan kedua istilah ini? Apakah tidak cukup dengan menyebutkan nama penulis dan judul pustaka?

Well, menggunakan “ibid” dan “op cit” sebenarnya memiliki manfaat tersendiri. Penggunaannya dapat menghemat ruang dalam dokumen yang panjang dan kompleks. Alih-alih harus mengulang referensi yang sama berulang kali, kita dapat dengan mudah merujuk kembali pada sumber yang sama dengan menggunakan kata-kata ini. Selain itu, ini juga memudahkan pembaca untuk melacak referensi yang dimaksud, sehingga penelusuran dan verifikasi informasi bisa menjadi lebih efisien dan akurat.

Akan tetapi, penting bagi kita untuk menggunakan “ibid” dan “op cit” dengan hati-hati. Karena dalam beberapa gaya penulisan yang ada, seperti APA, MLA, atau Chicago, ada peraturan khusus yang mengatur penggunaan kedua istilah ini. Jadi, pastikan untuk selalu merujuk pada pedoman penulisan yang berlaku agar tidak salah penggunaan.

Dalam dunia jurnalistik yang terus berkembang, penguasaan atas istilah-istilah seperti “ibid” dan “op cit” dapat memperkuat kualitas tulisan kita. Meskipun terdengar rumit pada awalnya, seiring berjalannya waktu dan pengalaman, penggunaan istilah-istilah ini akan semakin terasa nyaman dan terarah.

Jadi, ayo kita renungkan dan terus mengasah kemampuan kita dalam memahami serta menggunakan “ibid” dan “op cit” dengan benar. Jangan biarkan kata-kata asing ini membuat kita terjebak dalam labirin referensi yang rumit, melainkan gunakanlah mereka sebagai alat untuk mencapai kesempurnaan penulisan ilmiah!

Apa itu Ibid Op Cit?

Ibid op cit adalah singkatan dari Latin “ibidem” dan “opere citato” yang secara harfiah berarti “di tempat yang sama” dan “di karya yang sama”. Istilah ini biasanya digunakan dalam penulisan referensi pada catatan kaki atau daftar pustaka, untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu. Dalam konteks penulisan ilmiah, ibid op cit sangat penting karena memudahkan pembaca dalam mencari sumber referensi dan menyederhanakan tata letak catatan kaki atau daftar pustaka dalam teks.

Cara Menggunakan Ibid Op Cit

Penggunaan ibid op cit dalam penulisan referensi dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penggunaan “Ibid.”

Ketika mengacu pada sumber yang sama dengan catatan kaki atau daftar pustaka sebelumnya, Anda dapat menggunakan kata “Ibid.” untuk menggantikan pengulangan detail sumber referensi. Misalnya, jika catatan kaki sebelumnya merujuk pada buku A, maka jika catatan kaki berikutnya juga merujuk pada buku A, Anda dapat menggunakan “Ibid.” sebagai pengganti pengulangan detail sumber.

2. Penggunaan “Op. Cit.”

Ketika mengacu pada karya yang sama dengan catatan kaki atau daftar pustaka sebelumnya, tetapi halaman atau bab yang berbeda, Anda dapat menggunakan “Op. Cit.” diikuti dengan detail sumber untuk menghindari pengulangan yang tidak perlu. Misalnya, jika catatan kaki sebelumnya merujuk pada buku A dengan halaman 10, dan catatan kaki berikutnya juga merujuk pada buku A tetapi halaman 20, Anda dapat menggunakan “Op. Cit.” diikuti dengan detail sumber yang relevan (misalnya, halaman 20).

3. Tambahkan Nama Penulis jika Berbeda

Jika sumber referensi yang sama merujuk pada penulis yang berbeda, Anda harus mencantumkan nama penulis sebagai bagian dari referensi. Misalnya, jika catatan kaki sebelumnya merujuk pada buku A yang ditulis oleh penulis X, dan catatan kaki berikutnya merujuk pada buku A yang ditulis oleh penulis Y, Anda harus mencantumkan nama penulis sebagai bagian dari referensi untuk menghindari kebingungan bagi pembaca.

FAQs (Frequently Asked Questions)

1. Apakah Ibid Op Cit harus digunakan di setiap catatan kaki atau daftar pustaka?

Tidak, penggunaan ibid op cit dapat diatur sesuai dengan kebutuhan penulis dan aturan penulisan yang diterapkan. Jika ada referensi yang sama dalam rangkaian catatan kaki atau daftar pustaka, penggunaan ibid op cit dapat membantu dalam menyederhanakan teks, tetapi jika referensi yang berbeda harus jelas, maka penggunaan ibid op cit tidak diperlukan.

2. Apakah Ibid Op Cit hanya digunakan dalam penulisan ilmiah?

Meskipun ibid op cit lebih umum digunakan dalam konteks penulisan ilmiah, tetapi konsep tersebut dapat diterapkan pula dalam penulisan lainnya yang membutuhkan referensi. Misalnya, dalam penulisan jurnalisme atau penulisan kutipan, penggunaan ibid op cit dapat membantu dalam mengacu pada sumber-sumber yang sama dengan efisien dan jelas.

3. Apakah Ibid Op Cit sama dengan Et Al?

Tidak, ibid op cit tidak sama dengan et al. Ibid op cit digunakan untuk mengacu pada sumber yang sama, sementara et al (singkatan dari “et alia”) digunakan untuk merujuk pada penulis yang tidak disebutkan secara spesifik dalam sebuah naskah. Jadi, keduanya merupakan konsep yang berbeda dalam penggunaannya dalam penulisan referensi.

Kesimpulan

Dalam penulisan referensi, penggunaan ibid op cit dapat memudahkan pembaca dalam mencari dan memahami sumber-sumber yang digunakan dalam teks. Dengan menghindari pengulangan yang tidak perlu, ibid op cit mengoptimalkan ruang dan memperjelas tata letak catatan kaki atau daftar pustaka. Namun, penggunaan ibid op cit juga harus diterapkan dengan bijak dan sesuai dengan kebutuhan penulisan. Jadi, dalam penulisan Anda, pastikan untuk mempertimbangkan penggunaan ibid op cit secara efektif dan mengikuti aturan penulisan yang berlaku.

Sekarang setelah Anda memahami apa itu ibid op cit dan cara penggunaannya, jangan ragu untuk menerapkannya dalam penulisan Anda sendiri. Dengan menggunakan ibid op cit dengan benar, Anda akan meningkatkan kualitas referensi yang Anda berikan dan menjaga tata letak teks yang rapi dan informatif. Selamat menulis!

Arlo Bastian S.Pd
Salam literasi! Saya seorang guru yang mencintai penelitian dan menulis. Melalui kata-kata, mari kita bersama-sama mengeksplorasi dunia ilmu pengetahuan

1 comment

  1. Simply wish to say your article is as amazing The clearness in your post is just nice and i could assume youre an expert on this subject Well with your permission let me to grab your feed to keep updated with forthcoming post Thanks a million and please carry on the gratifying work

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *