Daftar Isi
Jika kita membicarakan jurnalistik, pasti erat kaitannya dengan penulisan. Sebagai jurnalis yang baik, dibutuhkan prinsip-prinsip dasar yang menjadi pedoman untuk menulis suatu berita yang layak dibaca masyarakat. Berikut ketujuh prinsip dasar penulisan jurnalistik yang baik dan perlu kita ketahui.
1. Berdasarkan Fakta dan Kebenaran
Hal utama dan yang paling penting adalah menulis berita yang berdasarkan fakta (sesuai kenyataan yang ada) sehingga kebenarannya dapat dipertanggungjawabkan. Kebenaran dalam jurnalisme dapat dirumuskan menjadi x + 1. Artinya, kita harus terus memperbaharui informasi jika ada perubahan dalam berita tersebut.
Misalnya di berita pertama kita memberitakan tentang ditemukannya mayat di danau dengan beberapa luka tusukan. Saat pihak polisi sudah menetapkan tersangka pembunuhan tersebut, jurnalis wajib untuk menulis berita tentang siapa tersangkanya untuk melengkapi berita sebelumnya. Jangan lupa untuk melakukannya ya!
2. Bahasa yang Singkat, Jelas, dan Padat
Bahasa yang digunakan dalam berita tidak boleh bertele-tele. Hindari pemborosan kalimat, seperti banyak menggunakan kalimat berulang dan kata penghubung. Hal ini dikarenakan tujuan dari berita adalah menyampaikan informasi kepada masyarakat secara to the point.
3. Bahasa yang Mudah Dimengerti
Berita adalah sesuatu yang bisa dibaca oleh semua kalangan. Maka dari itu, penulisan berita hendaknya menggunakan bahasa yang mudah dan sering digunakan sehingga semua orang dapat memahami maksudnya.
Misalnya, “Terdapat polemik hebat antara kedua pasangan calon……” bisa diganti dengan “Terdapat perdebatan hebat antara kedua pasangan calon…..”. Kata tersebut sebaiknya diganti karena sebagian besar orang umumnya lebih akrab dengan kata perdebatan daripada polemik.
4. Berita Berisikan 5W+1H
Berita yang baik dan benar harus berisikan 5W + 1 H (what, who, when, where, why & how). Jika informasi yang didapatkan belum lengkap atau belum menjawab keenam unsur tersebut, kamu bisa menambahkan statement seperti “Informasi selanjutnya akan kami beritakan secepatnya”.
5. Struktur Piramida Terbalik
Cara penulisan berita adalah menggunakan struktur piramida terbalik. Artinya informasi terpenting harus diinformasikan terlebih dahulu lalu mengerucut ke informasi tambahan. Hal tersebut berguna agar masyarakat dapat mendapatkan informasi berita dengan cepat walaupun mereka tidak membaca keseluruhan dari berita.
6. Perhatikan Tanda Baca
Walaupun memerhatikan letak titik dan koma kesannya sepele. Akan tetapi, bagi seorang jurnalis wajib untuk memerhatikan tanda baca. Seperti cara menulis gelar narasumber, misalnya penulisan nama “Prof. H. Andi Hirawan. S.Sos., Msi” adalah contoh yang salah, yang benar adalah “Prof. H. Andi Hirawan, S.sos. Msi”.
7. Terhindar dari Plagiat
Plagiat adalah segala kegiatan yang berkaitan dengan menggunakan karya atau perkataan orang lain tanpa menuliskan nama orang tersebut. Seorang jurnalis yang baik akan sangat berhati-hati untuk mengutip karya atau perkataan seseorang saat ia sedang menuliskan berita. Hal ini dikarenakan selain melanggar Kode Etik Jurnalistik, jurnalis tersebut bisa dikenakan hukuman, mulai dari peringatan lisan sampai hukuman penjara, karena melakukan tindakan plagiat tersebut.
Ketujuh prinsip dasar tersebut wajib dilakukan oleh jurnalis untuk menghasilkan berita yang layak di masyarakat. Jurnalis yang baik juga akan selalu melakukan pemeriksaan berkali-kali untuk memastikan informasi yang ia dapatkan bisa dipertanggungjawabkan. Kalau ada salah-salah sedikit bukan hanya masyarakat yang dirugikan, namun karir jurnalis tersebut juga akan terancam bukan?