Daftar Isi
Pastinya Anda familiar bukan dengan program televisi yang menyajikan berita liputan mendalam dengan tajuk investigasi? Program ini membahas tuntas peristiwa secara mendalam, menghadirkan pelaku, saksi, juga rekaman dokumentasi. Tak jarang jurnalis harus menyamar demi merasakan peristiwa, mengambil bukti untuk diteliti, dan tentu saja merekamnya dengan kamera tersembunyi sebagai dokumentasi investigasi. Agar Anda dapat mengetahui seluk beluk jurnalisme investigasi, mari simak penjelasannya di bawah ini.
Pengertian Investigasi
Menurut Dhandy Dwi Laksosno dalam bukunya Jurnalisme Investigasi, investigasi adalah sebuah penelusuran panjang, memakan waktu dan biaya besar terhadap sebuah kasus yang dianggap memiliki kejanggalan. Sebuah kejanggalan muncul dari banyaknya pertanyaan, dan untuk menjawab pertanyaan tersebut perlu dilakukan penelusuran yang dilandasi fakta. Cara menggali fakta adalah dengan terjun ke lapangan dan melakukan verifikasi terhadap sumber berita.
Elemen-Elemen Jurnalisme Investigasi
Apakah sebuah berita investigasi harus berdurasi panjang baik tulisan maupun dokumenter? Tidak! Label investigasi pada berita bukan ditentukan oleh panjangnya berita. Namun, dalam sebuah peliputan investigasi terdapat elemen yang membuatnya menjadi sebuah berita investigasi, yaitu :
- Mengungkap kejahatan terhadap kepentingan publik, atau tindakan yang merugikan orang lain.
- Skala dari kasus yang diungkap cenderung terjadi secara luas atau sistematis (ada kaitan).
- Menjawab semua pertanyaan penting yang muncul dan memetakan persoalan dengan gamblang.
- Mendudukkan aktor-aktor yang terlibat secara lugas, didukung bukti-bukti kuat.
- Publik bisa memahami kompleksitas masalah yang dilaporkan dan bisa membuat keputusan atau perubahan berdasarkan laporan.
Merencanakan Investigasi
Sebuah peliputan invesigasi perlu perencanaan yang matang. Beberapa hal berikut merupakan bagian penting dalam perencanaan peliputan investigasi :
- Membentuk tim dengan keahlian yang berbeda-beda.
- Melakukan riset, observasi, atau survei.
- Menentukan sudut pandang (angle berita) dan merumuskan hipotesis dengan memikirkan hal apa yang akan dibongkar atau diungkapkan kepada masyarakat.
- Merancang strategi eksekusi mulai dari teknik, pembagian tugas, logistik, dan lainnya.
- Menyiapkan skenario pasca-publikasi.
Melaksanakan Investigasi
Ada tiga metode untuk mendapatkan bukti-bukti yang dibutuhkan, yakni:
i.) Material trail : Dokumen baik cetak maupun digital, foto, rekaman video atau audio yang bisa diperoleh dari materi yang telah ada maupun hasil kerja lapangan jurnalis.
ii.) People trail : Menggali informasi dari berbagai orang yang pernah mengalami atau terlibat dalam peristiwa.
iii.) Money trail : Menelusuri aliran uang dan sumbernya.
Tak hanya itu, berikut adalah dua tahapan penting dalam melaksanakan liputan investigasi, yaitu :
-
Mencari Bukti Fisik
Bukti fisik dalam peliputan investigasi dapat berupa dokumen, foto, atau hasil observasi lapangan. Bagi media cetak, bukti fisik penting adalah dokumen atau arsip. Sementara itu, bagi media televisi, bukti fisik penting adalah berupa rekaman video baik yang direkam sendiri maupun dokumentasi dari seseorang yang telah diverifikasi kebenarannya.
-
Mencari dan Mengumpulkan Kesaksian
Pada tahapan ini, jurnalis menggunakan metode people trail untuk mendapatkan orang-orang yang pernah terlibat dalam peristiwa tersebut. Orang-orang tersebut adalah narasumber utama, pendukung, maupun ahli. Jurnalis dapat menggali informasi dengan melakukan berbagai teknis wawancara yaitu door stop (mencegat narasumber), sitting down interview (wawancara santai), atau smoking gun interview (wawancara tembak langsung).
Teknik Investigasi
Anda mungkin mengetahui teknik peliputan investigasi adalah dengan melakukan penyamaran. Namun, masih ada berbagai teknik lain yang perlu Anda ketahui. Dalam buku Jurnalisme Investigasi oleh Dhandy Dwi Laksoni dikatakan bahwa ada tiga teknis peliputan investigasi:
a.) Penyamaran
Tiga teknik penyamaran yaitu melebur atau immerse (jurnalis terjun langsung dan melebur dalam peristiwa), menempel atau embedded (jurnalis memanfaatkan objek tertentu untuk mendapatkan akses, keterangan, dan fakta), dan penyamaran berjarak atau surveillance (memantau sasaran namun ia tidak menyadari kehadiran jurnalis).
b.) Observasi
Jurnalis harus menggunakan seluruh panca inderanya untuk mendapatkan informasi dan fakta yang dibutuhkan. Tak hanya itu, observasi juga berguna untuk menjelaskan detail peristiwa yang sedang diinvestigasi.
c.) Mengecoh
Menggunakan teknik mengecoh adalah salah satu cara mendapatkan informasi yang sulit dari pihak tertentu. Jurnalis terang-terangan menggunakan identitasnya sebagai peliput, namun ia menyamarkan misi liputan investigasi dengan mengatakan liputan kali itu untuk berita lain.
Peliputan investigasi memang rumit. Beberapa teknik memang harus diterapkan demi mendapatkan informasi agar berita sesuai dengan fakta. Tak jarang pula peliputan investigasi menjadi sangat berbahaya bagi jurnalis. Namun, tugas jurnalis adalah untuk memberikan fakta kepada masyarakat dan mereka pun sudah paham risiko pekerjaannya.