Transkrip wawancara adalah salinan berbentuk tulisan dari sebuah wawancara. Transkrip wawancara ini bisa berbentuk menjadi 2 tipe, yaitu transkrip detail (verbatim) dan transkrip substantif.
Jika kita membuat transkrip detail (verbatim) berarti kita harus menulis kata per kata, termasuk suara batuk dan “hmmmm” disertai dengan ekspresi orang tersebut. Sedangkan pada transkrip substantif, berarti kita hanya mencatat dialog-dialognya saja. Bagi jurnalis, transkrip sebuah wawancara mempunyai kepentingan tersendiri, seperti:
1. Pengingat
Guna transkrip wawancara yang pertama bagi jurnalis adalah untuk pengingat. Jurnalis tidak bisa hanya mengandalkan ingatannya saja, apalagi jurnalis yang sedang meliput banyak kejadian dalam satu hari. Pastinya jika kamu jurnalis tidak mau kan diprotes oleh narasumber karena salah menulis jabatan atau kurang lengkap menulis pernyataan darinya?
2. Kutipan
Hal yang sangat berguna dari melakukan transkrip wawancara adalah menulis kutipan dari narasumber, karena tidak baik jika jurnalis sibuk menulis kata perkata dari narasumber saat wawancara berlangsung. Narasumber bisa tersinggung lho! Selain itu, akan lebih repot jika jurnalis harus menulis pernyataan narasumber karena kecepatan orang berbicara yang berbeda-beda.
Untuk lebih akurat dan pasti, sebaiknya jurnalis merekam semua pembicaraan, lalu nantinya akan disalin ulang secara lengkap setelah wawancara selesai.
3. Dapat digunakan untuk beberapa angle
Dengan membuat transkrip wawancara, sebuah topik bisa dibuat menjadi beberapa berita, tergantung dari angle/sisi mana yang akan diambil.
Misalnya seorang jurnalis sedang meliput tentang tanaman hidroponik. Saat wawancara, jurnalis tersebut menanyakan semua tentang tanaman tersebut. Dengan menyalin semua wawancara tersebut, ia menemukan banyak hal yang kalau dibuat menjadi satu berita akan terlalu panjang.
Maka dari itu ia bisa membuat 2 sampai 3 angle dari satu topik tersebut, contohnya Asal Usul Tanaman Hidroponik dan Cara Menanam Tanaman Hidroponik.
Berikut terdapat contoh transkrip wawancara.
Keterangan:
Tanya (T)
Jawab (J)
T : Selamat siang mas Kris. Saya Rizqia dari media X. Kita bisa mulai wawancaranya sekarang mas?
J: Boleh boleh
T: Jadi mas kris ini salah satu foundernya Freeleticsjkt?
J : Betul. Sebenernya kita itu berempat, ada saya, andien, opas, Ipe. Kita bikin pertama tahun lalu, tahun 2014, bulan Maret, berawal dari temen ke temen aja, dan Alhamdulillah kita sekarang udah cukup besar, kita udah ada di 12 kota di Indonesia. Seperti inilah kita, setiap hari rabu dan sabtu latihan kalo di Jakarta.
T : Freeletics itu dari jerman kan mas……
J : Ya, sebenernya freeletics itu apps dari jerman, kita bisa download. Cuman kita akhirnya bikin komunitas buat olahraga sama-sama di sebuah taman. Terus kita combine yang ada di apps menjadi sedikit berbeda.
T : Alasan pertama buat komunitas?
J : Sebenernya alasan buat komunitas ini, karena kita pengen aja, kalo olahraga di luar dan rame2 tuh ada yang kasih semangat. Jadi, lebih termotivasi.
T : Ada yang beda latihannya, masih ngegunain appsnya apa nggak?
J : Nggak. Kita gak pake sama sekali, ada temen-temen yang udah bisa jadi coach mereka yang bikin menu.
Membuat transkrip wawancara mungkin saja bisa menjadi pekerjaan yang melelahkan. Hal ini dikarenakan di waktu yang bersamaan, kita harus mengetik dan mendengarkan hasil wawancara. Namun, penting sekali setiap jurnalis harus selalu berhati-hati dan tidak membuat kesalahan karena berita yang ia hasilkan akan dibaca orang banyak.